FORWAS.ID – Pemerintah Provinsi Jatim memberikan bantuan berupa rumah tinggal layak huni kepada masyarakat yang menjadi korban penggusuran bantaran Sungai Kedungbanteng dengan alokasi anggaran masing-masing rumah Rp 23 juta. Penerima manfaat juga mendapatkan tambahan bantuan perabotan senilai Rp 2,5 juta. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan kunci rumah program bantuan Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) untuk tujuh keluarga di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Tanggulangin, Kab. Sidoarjo, Rabu (21/9) siang. Masing-masing penerima diketahui merupakan masyarakat yang tidak memiliki rumah tinggal dan korban penggusuran bantaran sungai. Rumah bantuan Baznas Jatim itu berdimensi 4 meter (m) x 7 m, memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan ruang cuci.
Adapun 7 warga penerima bantuan tersebut Supriono, Suryat, Arifin, Topiyag, Abd. Kholik, Suparno, dan Sutoyo. Mereka tampak sumringah saat menerima kunci secara langsung.
“Kita ingin memberikan prioritas untuk membangun dari rumah tidak layak huni menjadi rumah tinggal layak huni. Ini bagian dari upaya bersama Baznas dan Pemprov Jatim untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas tempat tinggal,” ucap Khofifah.
Setelah penyerahan, gubernur perempuan pertama Jatim itu juga melihat secara langsung bagian dalam rumah tinggal layak huni yang telah dibangun. Ia memastikan rumah tersebut telah terpenuhi syarat dan kebutuhan dasar rumah yang sehat. Seperti memiliki ventilasi dan juga sanitasi yang baik, “Alhamdulillah, nanti bapak dan ibu sudah bisa mulai menempati rumah yang layak huni dan insya Allah sehat,” ucap Khofifah. Dia menambahkan kebutuhan dasar masyarakat ada tiga yakni sandang, pangan dan papan. Terkait rumah tinggal, pemenuhan kebutuhan tersebut diupayakan bukan hanya tempat untuk berteduh dari panas dan hujan melainkan memenuhi standar kesehatan dan sanitasi yang baik.
“Ini program Pemprov Jatim dan juga Baznas. Kami berharap program ini memberikan manfaat bagi para penerima agar semakin nyaman menempati rumah tinggalnya, semakin rajin ibadahnya, putra putrinya juga semakin rajin belajar, dan semangat rajin bekerja,” tegas Ketua Umum Muslimat NU tersebut. Sampai saat ini pun, Pemprov Jatim dan juga Baznas terus melakukan penyisiran jika masih ada masyarakat yang dinilai layak untuk mendapatkan program bantuan rumah tinggal layak huni. Dengan harapan jalannya program ini turut mengungkit kesejahteraan warga masyarakat Jatim.Sementara itu, salah satu penerima kunci rumah, Ani mengaku senang dan lega karena kini sudah memiliki tempat tinggal layak huni. “Saya senang sekali pokoknya atas bantuan dari Ibu Gubernur ini. Sampai tidak bisa berkata-kata,” kata dia.Penerima bantuan lainnya, Sutoyo juga berterimakasih. Sebelumnya dia menjalani hari-harinya di kontrakan bersama istri dan satu anaknya yang masih SMA. “Alhamdulillah saya kini punya tempat tinggal. Biar Allah yang membalas semuanya. Saya selama ini tinggal mengontrak dan kini dibantu sehingga punya rumah dua kamar ini. Anak saya semua sudah berkeluarga, hanya satu ini yang masih SMA tinggal dengan saya,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Baznas Jatim Khusnul Khuluq optimis fasilitas rutilahu ini dapat berkontribusi pada kebangkitan dan kemajuan Jatim. Terutama dengan memfasilitasi kebutuhan pokok masyarakat, salah satunya tempat tinggal.
“Mudah-mudahan ini menjadi geliat ibu gubernur dan kita semua untuk membuat Jawa Timur lebih maju lagi. Bersama kita membangun rumah tinggal layak huni di lingkungan yang baik, higienis, dengan ventilasi yang baik pula,” tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah memang menggandeng Baznas Jatim untuk menyisir Rutilahu di kabupaten dan kota Jawa Timur. Bantuan bedah rumah dan pembangunan rumah ini pertama diberikan pada September 2021 silam, dengan lansia sebagai target sasaran. Kini bukan hanya lansia tunggal, Khofifah juga memberi perhatian kepada unregistered people, dan menyisir anak anak yatim yang ditinggal oleh salah satu atau kedua orang tuanya karena Covid-19. (*)