Sidoarjo – Sugiono, Kepala Desa Gempolklutuk, Kecamatan Tarik, Sidoarjo memanfaatkan tanah kas desa (TKD) untuk budidaya tanaman wijen. Saat ini, kebun wijen seluas 2 hektar itu sudah siap di panen.
Tanaman wijen sendiri merupakan tanaman pangan berbentuk perdu semak semusim yang tergolong dalam keluarga pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya.
Sugiono menyebutkan, sebelumnya lahan tersebut merupakan lahan TKD yang tak digunakan selama puluhan tahun. Dari situ, Sugiono memanfaatkan program tanam wijen dari Dinas Pertanian Provinsi Jatim dan Kabupaten Sidoarjo.
“Hasilnya Alhamdulillah ada beberapa petani yang mau terima hasil panen. Setelah kita panen, wijen akan kita keringkan terlebih dahulu lalu kita transaksikan,” ucap Sugiono.
Menurut Sugiono, alasan memilih budidaya wijen karena biaya perawatan dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan tanaman lainnya. Dirinya juga melibatkan warga setempat untuk mengelola kebun wijen.
“Kita libatkan warga untuk mengelola. Nantinya ada beberapa agen yang akan membeli wijen dari kita. Semua lahan di desa ini sudah kita tanami baik kacang hijau maupun padi. Ini yang terakhir eksperimen kita tanami wijen,” imbuhnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Tanaman Pangan Hortikultura Dinas Pertanian Jatim, Basuki Sugiarto mengatakan, berkaca dari sentra produksi wijen terbesar di Jatim, yakni Nganjuk dan Lamongan, ia berharap Sidoarjo bisa segera menyusul.
“Sidoarjo ini kemarin tahun 2021 dapat program tanam wijen, saya mengapresiasi dinasnya. Ini merupakan tindak lanjut dari program 2021 kemarin,” kata Basuki.
Menurutnya, dari segi ekonomi, budidaya wijen sangat menjanjikan dibanding tanaman lain. Perawatan mudah biaya usaha tani juga sangat murah. Basuki berharap Sidoarjo bisa menjadi salah satu sentra produksi wijen terbesar di Jatim setelah Nganjuk dan Lamongan.