Sidoarjo – Balap liar yang marak di Kabupaten Sidoarjo menjadi perhatian berbagai pihak. Mereka berusaha mencari solusi tepat agar aksi kebut-kebutan di jalan raya segera berhenti.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo, Zahlul Yussar mengatakan, bertempat di Kantor Dinas Perhubungan, dirinya bersama instansi terkait membahas langkah cepat agar masalah balap liar ini segera menemukan solusi menyeluruh.
“Tadi ada kepala Dishub, perwakilan Satlantas Polresta Sidoarjo serta Jasa Marga. Intinya kita mencari formula yang tepat mengatasi balap liar yang sangat berisiko ini,” tuturnya, Rabu (20/3/2024) siang.
Sebagai legislator yang membidangi pendidikan, Zahlul sangat prihatin karena mayoritas pebalap liar masih remaja dan masih duduk di bangku sekolah. “Kami mendapat data dari Satlantas bahwa mereka masih sekolah dan belum cukup umur berkendara motor,” ucap mantan atlet berkuda nasional ini.
Menurutnya, tidak hanya sekolah, lingkup keluarga punya peran sangat penting untuk mengawasi dan membina mereka.
“Untuk mengatasi balap liar, kami mempunyai solusi agar mereka berlatih bersama di suatu tempat agar potensi mereka tersalurkan dan termonitor. Yang mengemuka adalah membangun sirkuit drag race di Kecamatan Porong. Intinya, ke depan tidak ada lagi cerita balap liar di jalan raya karena taruhannya nyawa,” imbuh Zahlul.
Sementara itu, Wakasatlantas Polresta Sidoarjo, AKP Sugeng Sulistyono mengatakan, pihaknya telah beberapa kali merazia arena balap liar yang tersebar di beberapa titik Kota Delta.
“Pusatnya di Jalan Arteri Baru Porong serta titik lain seperti Jalan Raya Pucang, Aloha, Juanda hingga Lingkar Mas arah Masjid Al Akbar Surabaya. Mereka seringkali berpindah tempat. Mereka seringkali mendadak menghentikan arus lalin untuk memulai balapan,” terangnya.
Dari beberapa kali razia, pihaknya mengamankan sekitar 350 motor yang mayoritas tidak dilengkapi STNK, protolan dan berknalpot brong.
“Kami mengumpulkan remaja-remaja pelaku balap liar di Mapolresta untuk didata dan diberi pengarahan agar tidak mengulanginya lagi,” jelasnya.
Sugeng melanjutkan, untuk mengambil motor-motor itu, setelah Hari Raya Idul Fitri, pemilik harus menunjukkan STNK serta mengembalikan kondisi motor sesuai kondisi standar. Saat ini ratusan motor sitaan tersebut di parkir di halaman depan Mapolresta Sidoarjo.
“Untuk mengambil motor, mereka juga harus didampingi kedua orang tua, dan sepengetahuan kepala sekolah, kepala desa hingga babinsa serta bhabinkamtibmas setempat. Ini merupakan langkah komprehensip agar mereka benar-benar jera,” tutup Sugeng.