SIDOARJO – Peneliti dari Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kunjungan riset di Kampung Edukasi Sampah, Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, Sabtu (8/6/2024).
Kedatangan mereka untuk mengkaji penerapan ekonomi sirkular di kawasan tersebut. Tim peneliti yang terdiri dari Ir. Sri Wahyuni, M.S. (Peneliti Ahli Utama), Achsanah Hidayatina, S.E., M.Sc. (Peneliti Ahli Muda), dan Subkhi Abdul Aziz, S.T., M.Sc. (Peneliti Ahli Pertama) telah melakukan penelitian di Provinsi Jawa Timur sejak 3 hingga 9 Juni 2024.
Peneliti Ahli Utama, Ir. Sri Wahyuni, M.S., menjelaskan bahwa Kampung Edukasi Sampah dipilih karena mampu menjadi model dalam pengelolaan sampah rumah tangga serta berhasil melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. “Kami melakukan penelitian selama seminggu di Provinsi Jawa Timur, khususnya hari ini di Kampung Edukasi Sampah, terkait studi multi-stakeholder dan analisis sistematis tentang ekonomi sirkular dengan fokus pada peraturan pemerintah, perilaku manusia, dan manajemen rantai pasok sampah,” jelas Sri Wahyuni.
“Kami mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam penerapan ekonomi sirkular di Kampung Edukasi Sampah serta memberikan rekomendasi yang dapat diimplementasikan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi pengelolaan sampah,” tambahnya.
Kunjungan riset ini diterima langsung oleh Hery Sugiono, Ketua RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo, yang menjelaskan berbagai kegiatan pengelolaan sampah di wilayahnya. “Kampung Edukasi Sampah tidak hanya menjadi model dalam pengelolaan sampah, tetapi juga dijadikan tujuan outing kelas oleh siswa dan pelajar dalam pemilahan dan pengolahan sampah,” kata Hery.
Menurut Hery, pada tahun 2023, lebih dari 3.000 siswa, pelajar, dan warga masyarakat melakukan kunjungan dan kegiatan studi tiru di Kampung Edukasi Sampah, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2022.
Edi Priyanto, pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah, dalam diskusinya menyebutkan perlunya peninjauan kembali kebijakan dan regulasi pemerintah terkait pengelolaan sampah dan penerapan ekonomi sirkular. “Perlu dinilai efektivitas dan implementasi peraturan yang ada, apakah telah mendukung praktik ekonomi sirkular di tingkat daerah,” ungkap Edi.
Edi juga menekankan pentingnya memahami pola perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, partisipasi dalam kegiatan daur ulang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran dan tindakan masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Untuk mewujudkan manajemen rantai pasok sampah, perlu mengkaji bagaimana sampah dikumpulkan, diproses, dan didaur ulang melalui rantai pasok yang efisien di komunitas terkecil, yaitu Rukun Tetangga (RT),” rinci Edi. “Selain itu, perlu dievaluasi peran dan keterlibatan berbagai pihak dalam rantai pasok, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat,” imbuhnya. (sat)