SIDOARJO – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Ir Sugiono MM IPU ACPE yang digadang menggandeng Bakal Calon Wakil Bupati (Bacawabup) Sidoarjo, Dzurrotun Nafisah S Sos I menyatakan mengundurkan diri sebagai salah satu Bacabup Sidoarjo. Pernyataan itu, disampaikan pengusaha sukses asal Sidoarjo yang akrab disapa Abah Gik itu dihadapan puluhan kru media di salah satu rumah makan yang ada di kawasan Perumahan Taman Pinang Indah (TPI) Sidoarjo, Rabu (28/08/2024).
Sugiono bersikukuh tidak ada mengubah komitmen untuk berpasangan dengan Ketua Fatayat yang akrab disapa Ning Nafis itu. Meski beberapa partai besar pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) di Sidoarjo menawarkan rekomendasi yang salah satu syaratnya harus berpasangan dengan salah satu kader partai pengusung di Pilkada Sidoarjo.
“Saya ini kalau sudah berkomitmen tidak mau melenceng dari komitmen itu. Karena saya sudah mendapatkan pasangan dengan Ning Nafis, jadi apa pun permintaan partai besar di Sidoarjo untuk berpegangan dengan kader partai pengusung itu saya tidak mau. Karena komitmen itu sudah saya jalani dan Ning Nafis itu usulan dari kiai khos di Sidoarjo,” ujar Ir Sugiono saat konferensi pers.
Karena itu, pengusaha sukses ini menyatakan dirinya mundur dari perhelatan politik yang ada di Sidoarjo. Termasuk juga mundur dari hiruk pikuknya Pilkada Sidoarjo pada Nopember 2024 mendatang. Meski secara pribadi dirinya akan mendukung salah satu putra dan putri Sidoarjo terbaik yang berhasil masuk dalam bursa Pilkada Sidoarjo usai mendaftarkan diri di KPU Sidoarjo.
“Secara pribadi dan keluarga besar saya tetap akan memberikan dukungan ke salah satu pasangan calon yang merupakan putra dan putri terbaik Sidoarjo yang bisa ikut kontestasi Pilkada pada Nopember 2024 mendatang. Karena itu, hak pilih politik saya tetap akan kami gunakan. Itu karena saya sudah legowo atas semua proses politik ini,” ungkapnya.
Sugiono juga mengucapkan banyak terima kasih atas support (dorongan) rekan-rejan media dan masyarakat Sidoarjo baik secara material maupun spiritual selama proses pencalonannya dalam beberapa bulan terakhir ini. Terutama yang salama ini sudah memberikan support atas proses sosialisasi pencalonannya sekaligus memberikan pendidikan politik bagi warga Sidoarjo.
“Tapi, karena ada proses politik yang tidak bisa selaras dan sejalan, maka kami memohon maaf sebesar -besarnya dan saya memutuskan untuk mundur dari kontestasi Pilkada Sidoarjo,” tegas Owner PT Sarana Karya Solusindo yang memproduksi lampu merek Bandell Lighting ini.
Hingga Selasa (27/08/2024) kemarin, Sugiono mengatakan sudah melaksanakan usaha maksimal dan profesional dalam proses lobi politik pada detik-detik terakhir. Namun meski dirinya mendapat peluang mendapatkan rekomendasi dari partai besar dan pemenang Pemilu di Sidoarjo dirinya tetap tidak mau maju di kontestasi Pilkada Sidoarjo Tahun 2024 ini.
“Sekali lagi saya sampaikan, karena ada hal yang tidak bisa diselaraskan dengan komitmen yang sudah kami bangun, keputusan akhir saya mundur pada kontestasi Pilkada kali ini. Proses politik yang panjang itu, bagi saya hal biasa. Tapi persaudaraan, persahabatan, pertemanan dan rasa kekeluargaan serta memegang komitmen itu sangat saya pegang teguh. Saya memilih untuk diluar arena (Pilkada) saja. Untuk warga Sidoarjo silahkan menggunakan hak politiknya dengan memiliki pasangan Cabup dan Cawabup yang maju di kontestasi Pilkada Sidoarjo. Mereka yang maju ini putra putri terbaik Sidoarjo,” jelasnya.
Sedangkan soal kemungkinan dirinya kembali akan dipinang Partai Politik (Parpol) ketika ada perubahan peta politik yang signifikan, Abah Gik tetap menyatakan sudah tidak berminat lagi.
“Saya menyatakan sudah tertutup (close). Perubahan dukungan dan peta politik itu juga sudah pasti terjadi setiap saat dan bahkan setiap detik. Jangan sampai ada calon potensial yang mampu mengubah Sidoarjo tapi secara finansial tidak mencukupi akhirnya terpental dan tidak bisa mencalonkan diri,” urainya.
Sementara Koordinator Dulur Abak Gik, Ustadz Yasin berharap Pilkada Sidoarjo yang digelar setiap 5 tahun sekali ada perubahan signifikan. Terutama untuk masyarakat pinggiran yang tinggal di pelosok daerah atau pesisir Sidoarjo.
“Jangan sampai usai Pilkada setiap 5 tahun sekali masyarakat pesisir Sidoarjo tetap tidak ada pembangunan. Sayang sekali dengan nilai APBD Sidoarjo yang sudah mencapai Rp 5 triliun lebih kalau pembangunan tidak merata dan tidak menyentuh sampai bawah,” tandasnya.