Indonesia memiliki banyak olahan nasi yang populer di masyarakat, salah satunya ialah nasi liwet. Umumnya nasi liwet disajikan dengan beragam lauk seperti daging ayam, sayur labu siam, telur, dan kerupuk.
Dalam buku Kuliner Surakarta: Mencipta Rasa Penuh Nuansa karya Murdjati Gardjito, Shinta Teviningrum, dan Swastika Dewi yang dimuat Kompas menyebutkan bahwa nasi liwet sebetulnya tidaklah berasal dari kaum bangsawan atau keraton.
Disebutkan nasi liwet dibuat oleh masyarakat biasa yang tinggal di Desa Menuran, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Dari sinilah, nasi liwet mulai dikenal dan dikonsumsi oleh keluarga bangsawan dan Kasunanan.
Sementara untuk nasi liwet sunda, lahir di kalangan masyarakat perkebunan. Saat itu masyarakat membekali dirinya dengan nasi untuk makan dari pagi sampai siang. Nasi liwet sunda lahir sebagai bentuk usaha berhemat.
Dulu masyarakat di Tanah Sunda harus melewati jalan yang jauh untuk dapat sampai ke kebunnya. Oleh karenanya, nasi liwet dibawa sebagai bekal. Saat dibawa, nasi liwet juga disimpan dengan menggunakan ketel atau kastrolnya yang tertutup rapat.
Dan Satriana, seorang penikmat kuliner Sunda dan warga Bandung menyebut nasi liwet sebagai jejak kehidupan peladang berpindah di Jawa Barat. Seorang peladang yang saat itu adalah laki-laki harus bisa memasak meski dengan cara yang praktis.
“Ternyata nasi liwet para peladang dirasa enak dan akhirnya justru dimasak di dapur,” kata Satriana yang dimuat dalam Seri Budaya Kuliner: Lalapan Sedap Pasundan terbitan Kompas.