SIDOARJO – Belum juga dilantik, nama Mimik Idayana, Wakil Bupati Sidoarjo terpilih digunakan untuk menipu. Pelaku menjanjikan korban diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Enam korban telah melaporkan pelaku, atas nama Riyadul Badik ke Mapolresta Sidoarjo. Diduga, masih banyak korban lain yang belum melapor.
Salah satu korban adalah Wiwik Sukawiyati, warga Kecamatan Balongbendo Sidoarjo. Pada awal Februari 2024 lalu, pelaku menemui dirinya. Pelaku mengaku sanggup mempekerjakan korban di formasi P3K di sebuah instansi di lingkup Pemkab Sidoarjo. “Anak saya yang saya ajukan. Awalnya saya bayar Rp 2,5 juta. Namun ia kembali meminta Rp 5 juta,” ucap Wiwik, Senin (17/2/2025) malam.
Wiwik begitu percaya anaknya segera bisa bekerja di pemerintahan, apalagi ia sudah menerima seragam kerja. Kepada korban, pelaku juga menyerahkan sebuah kwitansi bahwa anaknya diterima sebagai P3K yang mulai bekerja pada akhir Februari 2025. Kwitansi tersebut bertandatangan Mimik Idayana di pojok kanan bawah.
Harapan Wiwik akhirnya pupus setelah korban lain memberitahu bahwa ia tertipu. Tanda tangan Mimik Idayana juga terkonfirmasi dipalsukan. “Belakangan nomor pelaku tidak aktif. Akhirnya bersama korban lain kami melapor ke polisi,” imbuh Wiwik.
Korban lain adalah Bakri, warga Desa Wedoro Klurak, Kecamatan Candi. Modusnya seperti yang menimpa Wiwik yang dijanjikan bekerja di sebuah instansi lewat jalur P3K. “Awalnya saya yakin, karena Badik mengaku sebagai orang dekat Bu Mimik. Pertama saya bayar Rp 600 ribu, kemudian Rp 400 ribu. Saya juga sudah menerima seragam kerja dan dijanjikan masuk tanggal 24 bulan ini,” terang Bakri.
Bagi kedua korban, pelaku Badik bukan orang asing. Beberapa bulan lalu, mereka terlibat di sebuah kegiatan yang sama.
Sementara itu, pengacara korban, Muhammad Tahir mengatakan, saat ini yang melapor 6 orang dengan kerugian Rp 45 juta rupiah.
“Kami sudah melakukan klarifikasi kepada Bu Mimik Idayana, bahwa tidak benar akan hal tersebut. Jelas-jelas surat yang mencantumkan tanda tangan Mimik Idayana adalah penipuan. Tandatangan beliau juga tidak sama,” jelasnya
Ia menduga masih banyak korban lain. “Tujuan kami melapor ke Polres agar tidak ada korban baru yang lain,” imbuhnya.