FORWAS.ID – Diskusi soal pentingnya toleransi melalui media sosial dan pelatihan jurnalistik, Forwas Institut bareng Komunitas Brang Wetan gelar Coaching Clinic di MA Nurul Huda, Kalanganyar, Sedati. Senin (12/9).
Runik Sri Astuti wartawan dari Kompas.id yang hadir mewakili Forwas Institut menyampaikan bahwa, ketika membahas tentang “Toleransi” dalam bingkai pemberitaan, menentukan tema dan sub-tema menjadi hal yang sangat penting.
“Ketika kita ingin menulis pemberitaan atau membuat video jurnalistik terkait Toleransi, maka pertama tentukan Tema dan Sub-tema. Hal ini penting agar tulisan atau video yang dibuat tidak liar dan tetap sesuai dengan tema,” ujar perempuan yang akrab disapa Runik itu.
Selain itu, ia mengingatkan kaidah dan etika dalam menulis pemberitaan ataupun karya jurnalistik tidak terlepas dari 5W+1H.
“Sebelum menyusun sebuah berita atau karya jurnalistik, setidaknya butuh riset terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan agar ada nilai yang dapat diambil dari setiap tulisan, foto atau video yang akan diambil,” imbuhnya.
Selain itu, Roghib Al-Anshori wartawan BBS Tv yang juga perwakilan dari Forwas Institut di materi kedua menjelaskan keutamaan dalam pengambilan gambar pada sebuah karya.
“Pentingnya mengerti dan paham keutamaan pengambilan gambar berupa video Jurnalistik adalah ketika kita paham gambar yang akan diambil agar pesan dari setiap frame’nya tersampaikan,” katanya.
A’an sapaan akrabnya menambahkan bahwa teknik pengambilan gambar seperti wide, close up, medium close up dan detail juga harus diperhatikan.
“Teknik pengambilan gambar ini penting. Agar tidak bingung dan salah ketika membuat sebuah video. Yang kedua, kita juga harus bisa membedakan mana video jurnalistik dan mana video yang bergenre testimoni seperti untuk sosmed,” tutupnya. (Tim)