Berlibur tak perlu bersusah payah dengan kemacetan. Di Sidoarjo terdapat sebuah cafe yang pas untuk berlibur sambil belajar aneka kayu berusia ratusan tahun. Kayu-kayu itu bernilai milyaran rupiah. Bukan hanya asri dengan berbagai tumbuhan dan kolam ikan, di tempat ini hampir seluruh bagian bangunan terbuat dari kayu yang pernah menjadi saksi bisu evolusi bumi.
Kayoene Cafe berlokasi di perbatasan Surabaya – Sidoarjo, Desa Medaeng, Kecamatan Waru Sidoarjo. Cafe tersebut ramai pengunjung terutama pada liburan natal dan tahun baru 2023. Para pengunjung datang dari beberapa daerah, bukan hanya dari Sidoarjo saja.
Daya tarik cafe ini tak hanya karena tempatnya yang asri. Penuh dengan aneka tanaman dan kolam ikan menjadi sebuah taman indah tengah kota, namun juga dikarenakan seluruh bagian bangunan termasuk meja dan kursi di cafe milik Krisna Purnomo ini terbuat dari kayu berusia ratusan tahun.
Ditempat ini pengunjung dapat mengetahui dan memegang kayu ulin bekas tiang listrik jaman penjajahan belanda yang telah dijadikan tiang utama. “Akar kayu jati tua berdiameter lebih dari 3 meter hingga berbagai kayu ukiran jaman kerajaan yang digunakan sebagai dinding dari tempat ini.
Para pengunjung mengaku sengaja berlibur ke tempat ini bukan hanya untuk mencari udara segar di tengah kota, namun juga dapat belajar aneka kayu asli indonesia yang telah berusia ratusan tahun.
“Saya kerja karena cinta kepada kayu itu. Semuanya kayu yang unik-unik, kayu ulin bekas tiang listrik, kayu jati tua bekas jembatan yang pasti ada historical value nya,” ucap Krisna, Minggu, 1 Januari 2023.
Sebelumnya, Krisna adalah seorang kolektor kayu hingga akhirnya diterpa pandemi dan mendirikan cafe tersebut dari kayu-kayu hasil koleksinya. Diakui juga, kayu ratusan tahun koleksinya pernah dibeli pengunjung hingga seharga 1,8 milyar.
“Terakhir saya dapat bogwood, yaitu kayu yang terjerembab di lumpur, dia tidak membusuk malah mengeras. Kayu koleksi saya pernah terjual seharga Rp 600 juta hingga 1,8 milyar,” imbuhnya.
Krisna berharap banyak orang bisa mengenal dan mengagumi kayu yang menjadi kearifan lokal asli Indonesia, melalui cafe tersebut. “Ini saatnya introduce beauty of the wood national treasure dari bangsa Indonesia, kenapa orang kita tidak menikmati kayu padahal mereka sangat indah,” kata Krisna.
Monica Sean, salah satu pengunjung mengatakan, ia memilih menghabiskan waktu di Kayoene Cafe karena ingin mencari suasana yang sejuk di tengah kota.
“Suasana disini sejuk kemudian kita bisa belajar jenis-jenis aneka kayu dan suara airnya udah kayak pedesaan daripada jauh-jauh ke malang dan makannya enak,” kata Monica.
Dari cafe ini, wawasan Monica bertambah mengenai berbagai jenis kayu dari Indonesia serta sejarah di balik kayu tersebut. “Saya baru tau banyak jenis kayu yang tampak biasa aja ternyata berusia ratusan tahun bisa sekalian belajar,” tutupnya.