Jakarta – Galeri Indonesia Kaya, peringati 1 dekade, dengan mengadakan program #GIK1Dekade: Kado Untuk Sanggar pada 10 Oktober lalu. Program ini membuka kesempatan bagi sanggar, dari berbagai wilayah di Indonesia untuk memperoleh dana pembinaan sebesar 50 juta rupiah guna mendukung kegiatan seni mereka.
Program yang dimulai sejak 22 Oktober – 12 November 2023 mendapat perhatian dan partisipasi yang luar biasa dari sanggar-sanggar di seluruh Tanah Air. Dari ratusan pendaftar, sebanyak 100 sanggar dipilih untuk maju ke tahap selanjutnya. Melalui kurasi ketat, akhirnya terpilihlah 20 sanggar dengan ide dan konsep terbaik untuk mempresentasikan proposal mereka.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh sanggar yang telah mendaftar dan berpartisipasi dalam program #GIK1Dekade: Kado Untuk Sanggar. Program ini diadakan dengan tujuan memberikan dorongan kepada seniman muda untuk terus berkembang dan mewujudkan potensi mereka dalam dunia seni tari Indonesia. Lebih dari 400 pendaftar yang telah melalui berbagai seleksi dan kurasi, terpilih 20 sanggar dengan ide dan konsep terbaik untuk mempresentasikan proposal yang telah mereka buat. Setelah mengikuti berbagai rangkaian kegiatan, terpilihlah 10 sanggar yang kami rasa berhak mendapatkan pembinaan dan pendanaan masing-masing sebesar 50 juta rupiah, guna mengembangkan kebutuhan sarana & prasarana dari masing-masing sanggar.” Ungkap Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian.
Pembinaan dan pendanaan ini diharapkan dapat menjadi peluang berharga bagi sanggar-sanggar terpilih untuk mengembangkan kreativitas mereka, menyajikan karya-karya yang inovatif, dan memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia seni tari di Indonesia. Galeri Indonesia Kaya berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan seni dan budaya di Tanah Air melalui berbagai inisiatif yang mendukung para seniman muda.
Berikut ini adalah nama dari 10 sanggar dari berbagai wilayah di Indonesia yang berhasil memperoleh pembinaan dan pendanaan sebesar 50 juta dari Galeri Indonesia Kaya:
1. Bliran Sina Watublapi dari Sikka, Nusa Tenggara Timur.
2. Indonesia Art Movement dari Jayapura, Papua.
3. Padepokan Seni Alang – Alang Kumitir dari Banyuwangi, Jawa Timur.
4. Padepokan Seni Mangundharma dari Malang, Jawa Timur.
5. Sanggar Bengkel Seni Baskara dari Ternate, Maluku Utara.
6. Sanggar KOMANDAN (Komunitas Anak Dayak Ma’anyan) dari Tamiang Layang, Kab. Barito Timur, Kalimantan Tengah.
7. Sanggar Seni Pelita Budaya dari Belitung, Bangka Belitung.
8. Sanggar Seni Rasi dari Kota Jambi, Jambi.
9. Sanggar Uyah Lengis Langgo dari Bangli, Bali.
10. Svadara Warna Indonesia dari Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Selain memberikan pendanaan sebesar 50 juta rupiah bagi 10 sanggar, Galeri Indonesia Kaya juga memberikan hadiah senilai 10 juta rupiah bagi 20 sanggar yang telah mempresentasikan ide mereka di depan juri Hartati dan Didik Nini Thowok namun tidak berhasil masuk dalam 10 besar.
“Ini merupakan salah satu program positif yang dihadirkan oleh Galeri Indonesia Kaya dalam meningkatkan semangat kecintaan akan budaya dan seni tradisi di Tanah Air. Tidaklah mudah untuk memilih 10 sanggar terbaik karena seluruh peserta yang telah mendaftarkan diri dalam rangkaian kegiatan ini memiliki beragam kelebihan dan talenta yang amat baik. Melalui proses diskusi yang cukup panjang akhirnya terpilihlah 10 sanggar ini. Semoga rangkaian kegiatan #GIK1Dekade: Kado Untuk Sanggar dapat bermanfaat dan menjadi bekal bagi sanggar-sanggar di masa yang akan datang.” Ujar Didik Nini Thowok yang bertindak sebagai juri.
Sebelum membuka pendaftaran dan mengajukan proposal kegiatan, Galeri Indonesia Kaya juga telah menyelenggarakan Webinar Bincang Sanggar yang diselenggarakan sebanyak 2 kali dengan topik yang beragam.
Webinar yang diselenggarakan untuk memberikan materi tentang penulisan ide, wawasan teknis, cara membuat dan mengomunikasikan sebuah proposal serta mengelola sanggar tari ini, disampaikan oleh para seniman tari Indonesia yang telah berprestasi di berbagai kompetisi tari baik di dalam maupun di luar negeri seperti Mila Rosinta dari Mila Art Dance, Dayu Ani dari komunitas seni Bumi Bajra, Koreografer Eko Supriyanto dan Hartati, serta maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok dan memperoleh antusiasme tinggi dari para peserta webinar yang lebih dari 1000 pendaftar.
“Selamat kepada 10 Sanggar terpilih. Kami harap, dana pembinaan ini dapat dipergunakan dengan baik oleh sanggar terpilih untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar ataupun berkarya, dan juga membangun ekosistem seni tari di daerah masing-masing,” tutup Renitasari.