Sidoarjo – Kanwil Kemenkumham Jatim dan jajaran terus berupaya membekali narapidana dengan keterampilan. Salah satunya di Lapas I Surabaya yang memiliki program Latubaya Produktif dengan 15 program unggulan.
Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari mengatakan bahwa salah satu amanat kunci dalam UU Pemasyarakatan yang baru adalah peningkatan kualitas pembinaan warga binaan.
“Untuk itu kami dorong 25 lapas jajaran untuk menaikkan standar pembinaan dengan menaikkan status bengkel kerja menjadi Balai Latihan Kerja,” ujar Imam.
Peningkatan status tempat pembinaan ini, lanjut Imam, akan dibarengi dengan peningkatan kualitas skill yang didapatkan dan dimiliki narapidana.
“Setelah pelatihan berakhir, kami akan keluarkan sertifikat keahlian, sehingga ketika bebas nanti warga binaan bisa melampirkannya sebagai bahan pertimbangan saat mencari pekerjaan,” urai Imam.
Salah satu lapas yang selama ini concern dalam pembinaan keterampilan adalah Lapas I Surabaya. Melalui program Latubaya Produktif, lapas yang dipimpin Jalu Yuswa Panjang itu memberikan pembinaan kemandirian ketrampilan kepada seluruh warga binaan guna menciptakan warga binaan yang mandiri, terampil, dan kompeten.
“Sehingga ketika bebas mereka memiliki bekal untuk bekerja maupun berwirausaha ketika selesai menjalani masa pidana,” terangnya.
Jalu mengungkapkan bahwa untuk menunjang kegiatan kemandirian ketrampilan pihaknya menggandeng beberapa mitra pelatihan dan mitra produksi yang di tandai dengan penandatanganan MoU.
“Kita ada 15 program unggulan Latubaya Produktif sebagai penunjang ketrampilan dan kemandirian warga binaan disini,” terang Jalu.
Adapun 15 pembinaan kemandirian ketrampilan yang ada di Lapas Kelas I Surabaya yang menjadi program unggulan Latubaya Produktif antara lain:
1. Produksi mebelair yang bekerja sama dengan PT Bahari Mitra Surya (BMS), yang hasil produksinya hingga ekspor ke berbagai negara.
2. Sandaran kursi yang bekerja sama dengan CV. Mitra Saudara
3. Tahu Nigarin yang bekerja dengan CV. Nigarin Indonesia merupakan satu-satunya tahu yang memakai sari air laut bukan cuka.
4. Es batu kristal yang bekerja sama dengan CV Cipta Anugerah
5. Pertanian
6. Perikanan
7. Penjahitan
8. Laundry
9. Bengkel besi dan las
10. Sablon
11. Barbershop
12. Membatik
13. Jamur tiram
14. Kerajinan tangan
15. Kewirausahaan
“Di bidang wirausaha sendiri warga binaan warga binaan diajari berjualan aneka masakan olahan higenis yang ada di kantin pujasera,” imbuhnya.
Jalu melanjutkan, sebelum warga binaan mendapatkan pembinaan kemandirian ketrampilan mereka harus menjalani proses assessment dan pengisian form bakat dan minat terlebih dahulu. Baru kemudian di usulkan dalam sidang TPP.
“Program Latubaya Produktif diikuti sekitar 34% narapidana dari total 1.549 penghuni,” urai Jalu.
Selain dilakukan pembinaan kemandirian ketrampilan, Lapas Kelas I Surabaya juga memasarkan produknya melalui mitra produksi, penjualan secara langsung kepada petugas, masyarakat maupun warga binaan. Bahkan pihak lapas sering mengikuti pameran guna meningkatkan omset dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Tingkat omset kami sekarang sekitar Rp 323 juta, ini merupakan sebuah peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 273 juta,” terang Jalu.
Oleh karena itu, Jalu dan jajarannya akan terus berkomitmen dan berkontribusi dalam melakukan program kemandirian ketrampilan guna menjembatani warga binaan dengan lingkungannya sosial.
“Mari kita bangga menggunakan produk hasil karya warga binaan yang tidak kalah dengan produk lainnya,” pungkas Jalu.