Sidoarjo – Keterampilan menghias tumpeng bisa dilakukan dengan mudah oleh semua orang, namun uniknya, tumpeng nasi kuning disini dihias langsung oleh anak berkebutuhan khusus atau difabel.
Ada 5 anak difabel yang terlibat dalam giat yang dilakukan di Yayasan Madisda, Desa Gelam, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Mereka terdiri dari berbagai usia anak-anak hingga dewasa. Nantinya, setelah dihias tumpeng nasi kuning itu dimakan bersama sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Suparti, pemilik Rumah Terapi Anak Difabel Madisda menyampaikan, diperlukan kesabaran dan ketelatenan ekstra dalam membimbing anak-anak yang dilahirkan spesial itu. Meskipun tidak mudah, Parti optimis anak-anak difabel memiliki bakat masing-masing jika dilatih rutin.
“Selama ini anak difabel yang putri ikut vokasi memasak jadi untuk mengaplikasi ilmu yang telah mereka dapat seperti menghias kue, menghias roti atau makanan lainya. Nah, hari ini tadi tumpeng mini karena kebetulan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,” ucap Suparti saat ditemui Ngopibareng.id, Selasa 3 Oktober 2023.
Masih dikatakan Suparti, ada tiga jurusan vokasi yang ada dirumah terapi Madisda yakni kria atau keterampilan tangan, memasak, tata rias, dan tahfid (menghafal Al Quran). Mayoritas yang banyak diikuti adalah vokasi memasak dan tata rias.
“Jadi kita awalnya memberi contoh, mempraktekan anak-anak melihat kemudian menirukan sambil di bimbing. Lalu diberi tugas satu persatu. Anak-anak ini detil, teliti sekali misalnya tumpeng nya masih miring gak rapi, mereka pasti menata lagi sampai rapi meskipun agak lama mengerjakanya,” imbuhnya.
Meskipun baru diresmikan satu bulan yang lalu, namun suasana hangat dan ramah anak sangat terasa dirumah terapi Madisda. Hal itu diceritakan Suparti. “Saya gak nyangka anak-anak yang dulunya saya kenal pasif, ketika belajar disini anak-anak jadi aktif sekai, gak ngantuk padahal mulai jam 10 pagi sampai jam 2 siang waktunya tidur siang tapi mereka masih semangat,” terang Mantan Kepala Sekolah Luar Biasa Asih, Sidoarjo ini.
Ada dua pengajar dirumah terapi anak difabel yang berdiri diatas tanah milik Suparti. Setiap bulan para pengajar itu diberi pembekalan dan pengetahuan dasar tentang anak difabel dengan mendatangkan pemateri.
“Agar kita benar-benar punya kompeten untuk melayani anak-anak yang spesial ini. Saya merasa terpanggil untuk melayani mereka. Rasanya saya membiarkan anak-anak ini tanpa pendampingan gak tega, gak sampai hati,” tutupnya.